Cerita Rakyat
Hang Tuah
Cerita Rakyat - Hang Tuang. Alkisah, Di pantai barat Semenanjung Melayu, terdapat sebuah kerajaan bernama Negeri Bintan. Waktu itu ada seorang anak lakik-laki bernama Hang Tuah. Ia seorang anak yang rajin dan pemberani serta sering membantu orangtuanya mencari kayu di hutan. Hang Tuah mempunyai empat orang kawan, yaitu Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu dan Hang Kesturi.
Ketika menginjak remaja, mereka bermain bersama ke laut. Mereka ingin menjadi pelaut yang ulung dan bisa membawa kapal ke negeri-negeri yang jauh.
Suatu hari, mereka naik perahu
sampai ke tengah laut. Hei lihat, ada tiga buah kapal! seru Hang Tuah kepada
teman-temannya. Ketiga kapal itu masih berada di kejauhan, sehingga mereka
belum melihat jelas tanda-tandanya. Ketiga kapal itu semakin mendekat. Lihat
bendera itu! Bendera kapal perompak! Kita lawan mereka sampai titik darah
penghabisan! teriak Hang Kesturi. Kapal perompak semakin mendekati perahu
Hang Tuah dan teman-temannya.
Ayo kita cari pulau untuk mendarat. Di daratan
kita lebih leluasa bertempur! kata Hang Tuah mengatur siasat. Sesampainya di
darat Hang Tuah mengatur siasat. Pertempuran antara Hang Tuah dan
teman-temannya melawan perompak berlangsung sengit. Hang Tuah menyerang kepala
perompak yang berbadan tinggi besar dengan keris pusakanya. Hai anak kecil,
menyerahlah. Ayo letakkan pisau dapurmu! Mendengar kata-kata tersebut Hang Tuah
sangat tersinggung. Lalu ia melompat dengan gesit dan menikam sang kepala
perompak. Kepala perompak pun langsung tewas. Dalam waktu singkat Hang Tuah dan
teman-temannya berhasil melumpuhkan kawanan perompak. Mereka berhasil menawan 5
orang perompak. Beberapa perompak berhasil meloloskan diri dengan kapalnya.
Kemudian Hang Tuah dan teman-temannya menghadap
Sultan Bintan sambil membawa tawanan mereka. Karena keberanian dan
kemampuannya, Hang Tuah dan teman-temannya diberi pangkat dalam laskar
kerajaan. Beberapa tahun kemudian, Hang Tuah diangkat menjadi pimpinan armada
laut. Sejak menjadi pimpinan armada laut, negeri Bintan menjadi kokoh dan
makmur. Tidak ada negeri yang berani menyerang negeri Bintan.
Beberapa waktu kemudian, Sultan
Bintan ingin mempersunting puteri Majapahit di Pulau Jawa. Aku ingin disiapkan
armada untuk perjalanan ke Majapahit, kata Sultan kepada Hang Tuah. Hang Tuah
segera membentuk sebuah armada tangguh. Setelah semuanya siap, Sultan dan
rombongannya segera naik ke kapal menuju ke kota Tuban yang dahulunya merupakan pelabuhan
utama milik Majapahit. Perjalanan tidak menemui hambatan sama sekali. Pesta perkawinan
Sultan berlangsung dengan meriah dan aman.
Setelah selesai perhelatan perkawinan, Sultan Bintan dan permaisurinya kembali ke Malaka. Hang Tuah diangkat menjadi Laksamana. Ia memimpin armada seluruh kerajaan. Tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena para perwira istana menjadi iri hati. Para perwira istana menghasut Sultan. Mereka mengatakan bahwa Hang Tuah hanya bisa berfoya-foya, bergelimang dalam kemewahan dan menghamburkan uang negara. Akhirnya Sultan termakan hasutan mereka. Hang Tuah dan Hang Jebat di berhentikan. Bahkan para perwira istana mengadu domba Hang Tuah dan Hang Jebat. Mereka menuduh Hang Jebat akan memberontak. Hang Tuah terkejut mendengar berita tersebut. Ia lalu mendatangi Hang Jebat dan mencoba menasehatinya. Tetapi rupanya siasat adu domba oleh para perwira kerajaan berhasil. Hang Jebat dan Hang Tuah bertengkar dan akhirnya berkelahi. Naas bagi Hang Jebat. Ia tewas ditangan Hang Tuah. Hang Tuah sangat menyesal. Tapi bagi Sultan, Hang Tuah dianggap pahlawan karena berhasil membunuh seorang pemberontak. Kau kuangkat kembali menjadi laksamana, kata Sultan pada Hang Tuah. Sejak saat itu Hang Tuah kembali memimpin armada laut kerajaan. Suatu hari, Hang Tuah mendapatkan tugas ke negeri India untuk membangun persahabatan antara Negeri Bintan dan India. Hang Tuah di uji kesaktiannya oleh Raja India untuk menaklukkan kuda liar. Ujian itu berhasil dilalui Hang Tuah. Raja India dan para perwiranya sangat kagum. Setelah pulang dari India, Hang Tuah menerima tugas ke Cina. Kaisarnya bernama Khan. Dalam kerajaan itu tak seorang pun boleh memandang langsung muka sang kaisar.
Ketika di jamu makan malam oleh Kaisar, Hang
Tuah minta disediakan sayur kangkung. Ia duduk di depan Kaisar Khan. Pada waktu
makan, Hang Tuah mendongak untuk memasukkan sayur kangkung ke mulutnya. Dengan
demikian ia dapat melihat wajah kaisar. Para
perwira kaisar marah dan hendak menangkap Hang Tuah, namun Kiasar Khan
mencegahnya karena ia sangat kagum dengan kecerdikan Hang Tuah.
Beberapa tugas kenegaraan lainnya berhasil
dilaksanakan dengan baik oleh Hang Tuah. Hingga pada suatu saat ia mendapat tugas
menghadang armada dari barat yang dipimpin seorang admiral yang bernama D
Almeida. Armada ini sangat kuat. Hang Tuah dan pasukannya segera menghadang.
Pertempuran sengit segera terjadi. Saat itulah Hang Tuah gugur membela tanah
airnya. Ia tewas tertembus peluru sang admiral.
Sejak saat itu, nama Hang Tuah menjadi terkenal sebagai pelaut ulung, laksamana yang gagah berani dan menjadi pahlawan di Indonesia dan di Malaysia. Sebagai bentuk penghormatan, salah satu dari kapal perang Indonesia diberi nama KRI Hang Tuah. Semoga nama itu membawa "tuah" yang artinya adalah berkah. HIKMAH : Semua warga negara Indonesia boleh mencontoh jiwa dan semangat kepahlawanan Hang Tuah yang gagah berani, tangkas, cerdik dan pantang menyerah. |
0 comments:
Post a Comment